Kamis, 23 April 2015

makalah kewirausaahan dalam konteks bisnis



  kewirausahaan dalam konteks
BAB I. PENDAHULUAN
A. latar belakang
Para Wirausaha adalah orang-orang yang mengetahuibagaimana menentukankeputusandalam pekerjaan dan bangga terhadap prestasinya. Para Wirausaha adalahindividu-individu yang berorientasi pada tindakan dan bermotivasi tinggi yang mengambilresiko dalam mengejar tujuan. Wirausaha adalah orang yang selalu berubah danberkembang. Mempunyai sikap positif, kreatif, inovatif, dan citra diri yang sehat.Padahakekatnya semua orang adalah wirausaha dalam arti mampu berdiri sendiridalam emnjalankan usahanya dan pekerjaannya guna mencapai tujuan pribadinya,keluarganya, msaayarakat , bangsa dan negaranya, akan tetapi banyak diantara kita yangtidak berkarya danberkarsa untuk mencapai prestasi yang lebih baik untuk masadepannya, dan ia menjadi ketergantungan pada orang lain, kelompok lain dan bahkanbangsa dan Negara lainnya.Berdasarkan pemahaman kewirausahaan di atas,maka seorang wirausaha harusmembuat perencanaan yang tepat untuk memulai sebuah usaha. Dengan melakukanperencanaan usaha maka akan dapat diukur kelayakan suatu usaha yang akan dilakukan.Pengetahuan tentang kewirausahaan dan perencanaan usaha sangat diperlukanbagi para fasilitator/pendamping masyarakat dalam hal mendorong tumbuhnyawirausaha berbasis potensi lokal yang ada. Ciri khas dari pendampingan kewirausahaanini adalah munculnya wirausaha-wirausaha yang beretika. Artinya tidak hanya mengejar keuntungan semata,tetapi juga harus berkontribusi secara adil pada semua pelaku yangterlibat dalam usaha tersebut dan menjaga keberlanjutan lingkungan yang ada.

B. tujuan pembahasaan
a. memahami konsep kewirausahaan dan kontek bisnis
b. memahami etika dalam kontek berbisnis
c. memehami ciri ciri kepemimpinan usaha dalam kontek bisnis
d. memahami langkah2 untuk berbisnis
e. manfaat dalam berbisnis serta resikonya
f. Mengidentifikasi prinsip-prinsip kewirausahaan dalam konteks bisnis
g. fungsi dari kewirausahaan dalam konteks bisnis
h. (ditambah lagilah) L

bab2 pembahasan
1. a.  Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan berasal dari enterpreneurship yang berarti prilaku dinamis, berani mengambil resiko,   reaktif, dan berkembang. Menurut; menurut Impres No. 4 Tahun 1995 tentang GNMMK yaitu Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan disebutkan bahwa kewirausahaan adalah sikap, semangat, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan keuntungan yang lebih besar.
Kewirausahaan adalah suatu proses seseorang guna mengejar peluang-peluang memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui inovasi, tanpa memperhatikan sumber daya yang mereka kendalikan (Menurut Robin, 1996).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kewirauasahaan adalah suatu proses menciptakan sesuatu dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal, jasa dan resiko serta menerima balas jasa, kepuasan, dan kebebasan pribadi.


b. konsep konteks bisnis
Untuk memahami tentang bisnis, pertama kita harus mengetahui apa yang di maksud dengan bisnis.  Bisnis adalah pertukaran barang, jasa, atau uang yang saling menguntungkan atau memberikan manfaat (Skinner, 1992). “Bisnis is all those activities in providing the goods and services needed and desired by people.” [1] Dalam pengertian ini kegiatan bisnis sebagai aktivitas yang menyediakan barang dan jasa yang diperlukan atau diinginkan  oleh konsumen, dapat dilakukan oleh organisasi perusahaan yang memiliki badan hukum, perusahaan yang memiliki badan usaha, maupun perorangan yang tidak memiliki badan hukum maupun badan usaha seperti pedagang kaki lima, warung yang tidak memiliki SITU dan SIUP, serta usaha informal lainnya.
Produk yang dihasilkan dan diperdagangkan oleh kegiatan bisnis mencakup keseluruhan tangible goods dan intangible goods.
Pengertian bisnis lainnya diberikan oleh Griffin dan Ebert (1966), “Business is an organization that provides goods or services in order to earn profit.” Sejalan dengan definisi tersebut, aktivitas bisnis melalui penyediaan barang dan jasa bertujuan untuk menghasilkan profit/laba. Suatu perusahaan dikatakan menghasilkan laba apabila total penerimaan pada satu periode (total revenues) lebih besar dari total biaya (total costs) pada periode yang sama.

2.  etika bisnis
Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku. Etika adalah Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia.
          Terminius Techicus, Pengertian etika dalam hal ini adalah, etika dipelajari untuk ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau tindakan manusia.
          Manner dan Custom, Membahas etika yang berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat manusia (In herent in human nature) yang terikat dengan pengertian “baik dan buruk” suatu tingkah laku atau perbuatan manusia.
          Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Jouurnal (1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
ü Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
ü Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
ü Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.
3. kepemimpinan usaha dalam konteks bisnis
Pengertian Kepemimpinan Dalam suatu organisasi Bisnis kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam organisasi. Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Thoha, 1983:123). Sedangkan menurut Robbins (2002:163) Kepemimpian adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (1991:26) Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.


Dari pengertian diatas kepemimpinan mengandung beberapa unsur pokok antara lain:
1) kepemimpinan melibatkan orang lain dan adanya situasi kelompok atau organisasi tempat pemimpin dan anggotanya berinteraksi,
2) di dalam kepemimpinan terjadi pembagian kekuasaan dan proses mempengaruhi bawahan oleh pemimpin, dan
3) adanya tujuan bersama yang harus dicapai.

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu.

Beberapa pendapat ahli mengenai Kepemimipinan :
1. Menurut John Piffner, Kepemimpinan merupakan seni dalam mengkoordinasikan dan
mengarahkan individu atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki
(H.AbuAhmadi,1999:124-125)

2. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu
(Tannebaum,WeschleandNassarik,1961,24).

3. Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti Kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan
(Jacobs&Jacques,1990,281)

4. Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan, proses, atau fungsi pada umumnya untuk mempengaruhi orang-orang agar berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
(Slamet, 2002: 29)

5. Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
(Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7)

6. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu
(Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 29)

7. Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Thoha, 1983:123).

8. Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.
( Ngalim Purwanto ,1991:26)

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku Aeseorang atau sekelompok orang untuk meneapai tujuan tertentu pada situasi tertentu. Kepemimpinan merupakan masalah sosial yang di dalamnya terjadi interaksi antara pihak yang memimpin dengan pihak yang dipimpin untuk mencapai tujuan bersama, baik dengan cara mempengafuhi, membujuk, memotivasi dan mengkoordinasi. Dari sini dapat dipahami bahwa tugas utatna seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya tidak hanya terbatas pada kemampuannya dalam melaksanakan program-program saja, tetapi lebih dari itu yaitu pemimpin harus mempu melibatkan seluruh lapisan organisasinya, anggotanya atau masyarakatnya untuk ikut berperan aktif sehingga mereka mampu memberikan kontribusi yang posetif dalam usaha mencapai tujuan


4. langkah usaha dalam berbisnis
1. Faktor-faktor Motivasi Berwirausaha
Ciri-ciri wirausaha yang berhasil (Kasmir, 27 – 28)
a. Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus dilakukan oleh pengusaha tersebut
b. Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.
c. Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan,serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik disbanding sebelumnya.
d. Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.
e. Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja kerjas merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.
f. Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun yang akan datang. Tanggungjawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.
g. Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu memang merupakan kewajiban untuk segera ditepati dana direalisasikan.
h. Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak. Hubungan baik yang perlu dlijalankan, antara lain kepada : para pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.
Delapan anak tangga menuju puncak karir berwirausaha (Alma, 106 – 109), terdiri atas :
1. mau kerja keras (capacity for hard work)
2. bekerjasama dengan orang lain (getting things done with and through people)
3. penampilan yang baik (good appearance)
4. yakin (self confidence)
5. pandai membuat keputusan (making sound decision)
6. mau menambah ilmu pengetahuan (college education)
7. ambisi untuk maju (ambition drive)
8. pandai berkomunikasi (ability to communicate)

5. manfaaat dan resiko dalam berbisnis
Manfaat berbisnis
Ada beberapa manfaat berbisnis, antara lain :
1. Kebebasan menentukan masa depan sendiri
Dalam berbisnis belum tentu kita akan berhasil, apalagi menjadi kaya. Tenang saja...jangan sampai pernyataan ini membuat semangat kita kendor dalam berbisnis. Ini hanya persentase yang kecil dibandingkan dengan yang berhasil dan meraih kekayaan dengan berbisnis.
Namun apabila kesuksesan dan kekayaan tidak dapat kita hasilkan dengan berbisnis, tetapi paling tidak kita telah mendapatkan hasil azasi yang paling hakiki, yaitu kebebasan menentukan masa depan sendiri. Harga sebuah kebebasan sulit bahkan tidak dapat dinilai. Bayangkan bagaimana jadinya negeri kita ini, seandainya terus-menerus dijajah oleh Bangsa asing tanpa adanya kebebasan.


2. Membuka lapangan kerja
Dengan berbisnis, kita juga membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain, walaupun pada awalnya hanya mempekerjakan dua sampai tiga orang, lumayan lah membantu program pemerintah mengurangi angka pengangguran. Bagaimana kalau seribu pebisnis muncul dan masing-masing merekrut 2 sampai 3 orang karyawan, maka 2000 sampai 3000 orang pengangguran terserap. Membuka lapagan pekerjaan adalah perbuatan mulia karena mengurangi pengangguran dan memberikan penghidupan yang lebih layak bagi orang lain.

3. Meningkatkan status ekonomi dan sosial
Dengan berbisnis dapat meningkatkan status ekonomi dan status sosial, dari yang sebelumnya seorang pengangguran tanpa adanya penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup, otak yang tidak terasah, dan harga diri yang rendah, sekarang dapat bekerja dan merasa berharga di mata keluarga dan masyarakat.
Manfaat lain
oSebagai generator pembangunan lingkungan, pribadi, distribusi, pemeliharaan lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat. Menjadi contoh bagi masyarakat sebagai pribadi yang unggul dan patut diteladani
oDapat memberi bantuan kepada orang lain dan pembangunan sosial sesuai dengan kemampuanya
o          Menambah daya tampung tenaga kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran
o          Dapat mendidik masyarakat hidup efisien dan tidak boros

Manfaat menurut para ahli
Manfaat Kewirausahaan
Dari beerapa penelitian mengedintifikasi bahwa pemilik bisnis mikro, kecil, atau percaya bahwa mereka cenderung bekerja lebih keras, menghasilkan lebih banyak uang, dan lebih membanggakan daripada bekerja di suatu perusahaan besar. Sebelum mendirikan usaha, setiap calon wirausaha sebaiknya mempertimbangkan manfaatkepemilikikan bisnis mikro, kecil atau menengah.
Thomas W Zimmerer et al. (2005) merumuskan manfaat kewirausahaan adalah sebagai berikut:
1.      Memberi peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib sendiri memiliki usaha sendiri akan memberikan kebebasan dan peluang bagi pebisnis untuk mencapai tujuan hidupnya. Pebisnis akan mencoba memenangkan hidup mereka dan memungkinkan mereka untuk memanfaatkan bisnisnya guna untuk untuk mewujudkan cita-citanya.
2.      Memberi peluang melakukan perubahan
Semakin banyak bisnis yang memulai usahanya karena mereka dapat menagkap peluang untuk melakukan berbagai perubahan yang menurut mereka sangat penting. Mungkin berupa penyediaan perumahan sederhana yang sehat dan layak pakai, dan mendirikan daur ulang limbah untuk melestarikan sumber daya alam yang terbatas, pebisnis kini menemukan cara untuk mengombinasikan wujud kepedulian mereka terhadap berbagai masalah ekonomi dengan sosial dengan harapan untuk menjalani hidup yang lebih baik.
3.      Memberi peluang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya
Banyak orang menyadari bahwa bekerja di suatu perusahaan seringkali membosanka, kurang menantang dan tidak ada daya tarik. Hal ini tentu tidak berlaku bagi seorang wirausahawan, bagi mereka tidak banyak perbedaan antara bekerja atau menyalurkan hobi atau bermain, keduanya sama saja. Bisnis-bisnis yang dimiliki oleh wirausahawan merupakan alat untuk menyatakan aktualisasidiri. Keberhasilan mereka adalah suatu hal yang ditentukan oleh kreativitas, antusias, inovasi, dan visi mereka sendiri. Memiliki usaha atau perusahaan sendiri memberikan kekuasaan kepada mereka, kebangkitan spiritual dan mampu mengikuti minat atau hobinya sendiri.
4.      Memiliki peluang untruk meraih keuntungan
Walaupun pada tahap awal uang bukan daya tarik utama bagi wirausahawan, keuntungan berwirausahawan merupakan faktor motivasi yang penting untuk mendirikan usaha sendiri, kebanyakan pebisnis tidak ingin menjadi kaya raya, tetapi kebanyakan diantara mereka yang menang menjadi berkecukupan. Hampir 75% yang termasuk dalam daftar orang terkaya (Majalah Forbes) merupakan wirausahawan generasi pertama. Menurut hasil penelitian, Thomas stanley dan William Danko, pemilik perusahaan sendiri mencapai 2/3dari jutawan Amerika serika. “Orang-orang yang bekerja memiliki perusahaan sendiri empat kali lebih besar untuk menjadi jutawan daripada orang-orang yang bekerja untuk orang lain (karyawan perusahaan lain).
5.      Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakan dan mendapatkan pengakuan atas usahanya
Pengusaha atau pemilik usaha kecil seringkali merupakan warga masyarakat yang paling dihormati dan dipercaya. Kesepakatan bisnis berdasarkan kepercayaan dan saling merhormati adalah ciri pengusaha kecil.Pemilik menyukai kepercayaan dan pengakuan yang diterima dari pelanggan yang telah dilayani dengan setia selam bertahun-tahun. Peran penting yang dimainkan dalam sistem bisnis dilingkungan setempat serta kesadaran bahwa kerja memilki dampak nyata dalam melancarkan fungsi sosial dan ekonomi nasional adalah merupakan imbalan bagi manajer perusaan kecil.
6.      Memiliki peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai dan menumbuhkan rasa senang dalam mengerjakan
Hal yang didasarkan oleh pengusaha kecil atau pemilik perusahaan kecil adalah bahwa kegiatan usaha mereka sesungguhnya bukan kerja. Kebanyakan kewierausahawan yang berhasil memilih masuk dalam bisnis tertententu, sebab mereka tertarik dan mrenyukai pekerjaan tersebut. Mereka menyalurkan hobi atau kegemaran mereka menjadi pekerjaan mereka dan mereka senang bahwa mereka melakukannya. Wirausahawan harus mengikutu nasihat Harvey McKey. Menurut McKey: “Carilah dan dirikan usaha yang anda sukai dan anda tidak akan penrnah terpaksa harus bekerja sehari pun dalam hidup anda”  Hal ini yang menjadi penghargaan terbesar bagi pebisnis/wirausahawan bukan tujuannya, melainkan lebih kepada proses atau perjalanannya.
Dengn beberapa manfaat berkewirausahaan tersebut diatas jelas bahwa menjadi usahawan lebih memiliki berbagai kebebasan yang tidak mungkin diperoleh jika seseorang menjadi karyawan atau menjadi orang gajian atau menjadi pekerja bagi para pemilik perusahaan.

Jenis2 resiko dalam berbisnis
Jenis-Jenis Resiko dalam Bisnis
Sebagai seorang pemula, entrepreneur yang akan berbisnis perlu mengenal beberapa resiko yang sering dijumpai dalam bisnis, khususnya start-up business, yaitu:
1.        Resiko Murni
Resiko murni adalah resiko yang muncul sebagai akibat dari sebuah situasi atau keputusan yang konsekuensinya adalah kerugian. Beberapa bentuk resiko murni yang sering muncul diantaranya adalah:

a. Resiko hilang/rusaknya aset yang dimiliki yang diakibatkan kebakaran, pencurian, penggelapan, dan sebagainya.

b. Kecelakaan kerja pada proses produksi.

c. Resiko akibat tuntutan hukum pihak lain, misalnya keracunan dari makanan yang Anda jual, tuntutan konsumen akibat kelalaian kita, dan sebagainya.

d. Resiko operasional lainnya.

e. Bencana alam (force majeure), seperti banjir, gempa, angin topan, dan sebagainya.
2.        Resiko Spekulatif
Resiko spekulatif adalah resiko yang muncul akibat situasi atau keputusan yang konsekuensinya bisa berupa keuntungan ataupun kerugian. Contoh resiko spekulatif diantaranya adalah:

a. Resiko Perubahan Harga
Harga pasar suatu produk, jasa, atau komoditi dapat berubah-ubah. Ini dapat naik maupun turun. Terkait dengan perubahan harga input, jika harga input naik, maka perusahaan dapat mengalami kerugian penurunan marjin keuntungan. Sebaliknya, jika harga input turun, maka perusahaan dapat mengalami keuntungan, yaitu berupa kenaikan marjin keuntungan.
Terkait dengan harga output, jika harga output naik, maka perusahaan akan mengalami keuntungan karena naiknya marjin keuntungan. Sementara, jika harga output turun, maka perusahaan akan mengalami kerugian, yaitu berupa penurunan marjin keuntungan.

b. Resiko Kredit
Resiko kredit adalah resiko yang muncul dari transaksi kredit, seperti utang dagang. Jika pihak yang kita berikan kredit mengalami gagal bayar, maka kita akan mengalami kerugian.
Dengan mengetahui resiko-resiko yang ada kita bisa melakukan manajemen resiko untuk meminimalisir resiko-resiko tersebut.

6. Prinsip dalam kewirausaahaan
            Prinsip-Prinsip Kewirausahaan Menurut Para Ahli
Menurut Dhidiek. D. Machyudin prinsip dalam berwirausaha adalah sebagai berikut:
1. Harus optimis
2. Ambisius
3. Dapat membaca peluang pasar
4. Sabar
5. Jangan putus asa
6. Jangan takut gagal
7. Kegagalan pertama dan kedua itu biasa, anggaplah kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda.
Sedangkan khafidhul ulum mengemukakan prinsip kewirausahaan sebagai berikut :
1. Passion (semangat)
2. Independan (mandiri)
3. Marketing sensitivity (kreatif dan inovatif)
4. Calculated risk taker (mengambil resiko penuh perhitungan )
5. Persisten (pantang menyerah)
6. High ethical standart (berdasarkan standar etika)
Apabila pendapat dhidiek D. Machayudin dan kafidhul ulum tersebut digabungkan, maka paling tidak terdapat 13 prinsip dalam berwirausaha yaitu :
1) Jangan takut gagal
Banyak yang berpendapat bahwa untuk berwirausaha di anolakkan dengan impian seseorang untuk dapat berenang.
Walaupun teori mengenai berbagai gaya berenang sudah dikuasai dengan baik dan literature sudah lengkap, tidak ada gunanyakalau tidak diikutu dengan nyebur kedalam air (peraktek berenang). Demikian halnya untuk berusaha, tidak ada gunanya berteori kalau tidak terjun paying, sehinggamengalami(berpengalaman), dan sekali lagi jangan takut gagal, sebab kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda.
2) Semangat
Dari nasehat Harvey mckey (pada nomor 1) hal yang menjadi penghargaan terbesar bagi wirausahaan bukanlah tujuannya, melainkan lebih kepada proses dan atau perjalanannya. Dari sarana ini, maka bersemangatlah dalam usaha anda, pasti kedepannya akan berhasil.
3) Kreatif dan inovatif
Kreativitas dan inovasi adalah model utama bagi seorang wirausaha. Seorang wirausaha tidak boleh berhenti berkreasi dan berinovasi dalam segala hal .
Berfikir kreatif merupakan sebuah proses yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan. Namun setiap orang memiliki kemampuan kretif berbeda. Selama ini ada anggapan yang salah mengenai orang yang kreatif. ada yang mengatakan hanya orang kjenius atau orang pintar saja yang memiliki kratifitas. Kreatifitas bukanlah suatu bakat misterius yang diperuntukakkan bago sekelompok orang tertentu.
Menurut Munandar, bahwa kratifitas dapat terwujud dimana saja dan oleh siapa saja tidak tergantung usia, jenis kelamin, keadaan sosial ekonomi, atau tingkat pendidikan tertentu. Kreatifitas dimiliiki oleh semua orang dan dapat ditingkatkan, oleh sebab itu harus dipupuk dan dikembangkan agar tidak terpendam dan tidak dapat diwujudkan .
Proses berfikir kreatif dilakukan secara sistematis dan memaluli tahap-tahapan berikut :
1. pengumpulan informasi
2. proses inkubasi
3. melahirkan ide
4. evaluasi dan tindak lanjut (menjadi wurausaha sukses.
Disamping kreatif, juga dituntut inovatif, berikut pola pikir inofatif :
1. Imajinatif
2. Spekulatif
3. Konseptual
4. Interpersonal
5. Impulsif
6. Belajar, mau bertanya
7. Mencari
8. Reseptif

4) Bertindak dengan penuh perhitungan dalam mengambil resiko .
Resiko selalu ada dimanapun berada. Sering kali kita menghindar dari resiko dari yang satu, tetapi memenuhi resiko yang lainnya. Namun yang harus dipertimbangkan adalah perhitungan dengan sebaik-baiknya sebelum memutuskan sesuatu, terutama dalam bisnis yang tingkat resikonya tinggal.
Sering kali menjadi pertimbangan utama dalam berusaha terutama dalam pengambilan keputusan bukan hanya pada seberapa besar manfaat atau keuntungan yang akan di peroleh, tetapi pada seberapa besar kemungkinan kita mampu menanggung resiko dan seberapa kita mampu menanggung kerugian atas konsekuensi dari sebuah keputusan.
5) Sabar, ulet dan tekun.
Prinsip lain yang tidak kalah penting dalam berusaha dalah kesabaran dan ketekunan meskipun harus menghadapi berbagai bentuk permasalahan, percobaan dan kendala, bahkan diremekan oleh orang lain. Dengan kesabaran biasanya akan memahami dengan baik bagaimana mengatasi permasalahan yang timbul, sehingga mampu memecahkan dan menghadpinya dengan baik dan optimal.
6) Harus optimis.
Optimis adalah modal usaha yang cukup penting bagi usahawan, sebab kata optimis merupakan sebuah prinsip yang dapat memotivasi kesadaran kita, sehingga apapun usaha yang kita lakukan harus penuh optimis bahwa usaha yang kita jalankan akan sukses. Dengan optimis, kita akan semangkin yakin bahwa yang kita kerjakan akan berhasil dengan baik.
7) Ambisius.
Demikian juga prinsip ambisius, seorang wirausahawan harus berambisi, apapun jenis usaha yang akan dikelola.
8) Pantang menyerah / jangan putus asa.
Prinsip pantang menyerah adalah bagian yang harus dilakukan kapanpun waktunya. Entah dalam kondisi mendukung maupun kurang mendukung atau bahkan usaha kita mengalami kemunduran, tetapi tidak boleh putus asa. Orang yang tidak mudah putus asa akan lebih menarik dan dikagumi oleh orang-orang sekitarnya.
9) Peka terhadap pasar atau baca peluang pasar.
Prinsip peka terhadap pasar atau dapat membaca peluang pasar adalah prinsip mutlak yang harus dilakukan oleh wirausahawan, baik pasar ditingkat local, regional, maupun internasional.
Peluang pasar sekecil apapun harus di identifikasi dengan baik sehingga dapat mengambil peluang pasar tersebut dengan baik.
10) Berbisnis dengan standar etika
Prinsip bahwa setiap pebisnis harus senantiasa memegang standar etika yang berlaku secara universal. Yang menjadi perhatian adalah apakah standar etika yang berlaku disetiap Negara dikenali dengan baik dan disesuaikan dengan budaya bangsa yang besangkutan. Indonesia memiliki undang-undang perlindungan konsumen yang dapat dipakai sebagai salah satu pegangan dalam etika berbisnis.
11) Mandiri
Prinsip kemandirian harus menjadi panduan dalam berwirausaha. Mandiri dalam banyak hal adalah kunci penting agar kita dapat menghindari ketergantungan dari pihak-pihak atau para pemangku kepentingan atas usaha kita.
12) Jujur.
Menurut pytagoras kejujuran adalah mata uang yang akan laku di mana-mana. Jadi, jujur kepada pemasok dan pelanggan, atau kepada seluruh pemangku kepentingan perusahaan adalah prinsip dasar yang harus di nomor satukan dalam berusaha.
13) Peduli lingkungan
Pengusaha harus peduli juga terhadap lingkungan sekitarnya, turut menjaga kelastarian lingkungan dimana tempat usahanya berada.

8. Fungsi Wirausaha
Pada dasarnya manusia membutuhkan makan, minum, pakaian, dan sebagainya. Kebutuhan itu akan semakin meningkat seiring dengan kemajuan zaman yang menuntun manusia untuk melakukan kegiatan konsumtif. Pengangguran yang semakin meningkat kalau tidak ditanggulangi akan membuat manusia berpotensi ke arah negatif. Oleh karena itu, dibutuhkan jiwa kewirausahaan bagi setiap manusia sehingga menekan jumlah pengangguran.
Setiap Wirausaha memiliki fungsi pokok dan fungsi tambahan sebagai berikut:
1.    Fungsi pokok wirausaha yaitu:
a.    Membuat keputusan-keputusan penting dan mengambil resiko tentang tujuan dan sasaran perusahaan.
b.    Memutuskan tujuan dan sasaran perusahaan.
c.    Menetapkan bidang usaha dan pasar yang akan dilayani.
d.   Menghitung skala usaha yang diinginkannya.
e.    Menentukan modal yang diinginkan (modal sendiri atau modal dari luar).
f.     Memilih dsan mernetapkan  kreteria pegawai/karyawan dan memotivasinya.
g.    Mengendalikan secara efektif dan efesien.
h.    Mencari dan menciptakan cara baru.
i.      Mencari terobosan baru dalam mendapatkan masukan atau input serta mengelolahnya menjadi barang atau jasa yang menarik.
j.      Memasarkan barang dan jasa tersebut untuk memuaskan pelanggan dan sekaligus dapat memperoleh dan mempertahankan keuntungan maksimal.
2.    Fungsi tambahan wirausaha, yaitu:
a.    Mengenali lingkungan perusahaan dalam rangka mencari dan menciptakan peluang usaha.
b.    Mengendalikan lingkungan ke arah yang menguntungkan bagi perusahaan.
c.    Menjaga lingkingan usaha agar tidak merugiakan masyarakat mauoun merusak lingkungan akibat dari limbah usaha yang mungkin dihasilkannya.
d.   Meluangkan dan peduli atas CSR. Setiap pengusaha harus peduli dan turut serta bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar.

9. strategi dalam berwirausaha
Menurut James Brian Quinn (1980) merupakan “pola atau rencana yang mengintregasika  tujuan-tujuan utama, kebijakan-kebijakan, urutan-urutan aksi ke dalam keseluruhan yang terkait”.
Menurut William Hence (1985) mendifinisikan strategi sebagai “konsentrasi dari sumber-sumber pada peluang-peluang bagi keunggulan kompetitif”.
Dari dua definisi itu dapat dipahami bahwa strategi adalah cara untuk mencapai tujuan dengan melibatkan semua faktor andalan dalam organisasi secara strategik.






Daftar pustaka
Daniels, Aubrey C. 2005. Maximum Performance: Sistem Motivasi Terbaik bagi Kinerja Karyawan. Jakarta; Bhuana Ilmu Populer.
George, S. Ordiorne (1999). Strategyc Managemet of Human Resouces. Josey – Bass – Publishers London.

Hit, Michael A et.al, ( 1999 ). Manajemen Strategis : Menyongsong Era Persaingan dan Globalisasi, ( alih bahasa Armand
Herdiyanto ), Jakarta, Erlangga.
Jauch, Lawrence R. and Glueck, William F., ( 1988 ). Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, Edisi ketiga ( Alih
Bahasa Murad dan AR Hendry Sitonggang ), Jakarta Erlangga.