kewirausahaan dalam konteks
BAB I.
PENDAHULUAN
A. latar
belakang
Para Wirausaha adalah orang-orang yang mengetahuibagaimana
menentukankeputusandalam pekerjaan dan bangga terhadap prestasinya. Para
Wirausaha adalahindividu-individu yang berorientasi pada tindakan dan
bermotivasi tinggi yang mengambilresiko dalam mengejar tujuan. Wirausaha adalah
orang yang selalu berubah danberkembang. Mempunyai sikap positif, kreatif,
inovatif, dan citra diri yang sehat.Padahakekatnya semua orang adalah wirausaha
dalam arti mampu berdiri sendiridalam emnjalankan usahanya dan pekerjaannya
guna mencapai tujuan pribadinya,keluarganya, msaayarakat , bangsa dan
negaranya, akan tetapi banyak diantara kita yangtidak berkarya danberkarsa
untuk mencapai prestasi yang lebih baik untuk masadepannya, dan ia menjadi
ketergantungan pada orang lain, kelompok lain dan bahkanbangsa dan Negara
lainnya.Berdasarkan pemahaman kewirausahaan di atas,maka seorang wirausaha
harusmembuat perencanaan yang tepat untuk memulai sebuah usaha. Dengan
melakukanperencanaan usaha maka akan dapat diukur kelayakan suatu usaha yang
akan dilakukan.Pengetahuan tentang kewirausahaan dan perencanaan usaha sangat
diperlukanbagi para fasilitator/pendamping masyarakat dalam hal mendorong
tumbuhnyawirausaha berbasis potensi lokal yang ada. Ciri khas dari pendampingan
kewirausahaanini adalah munculnya wirausaha-wirausaha yang beretika. Artinya
tidak hanya mengejar keuntungan semata,tetapi juga harus berkontribusi secara
adil pada semua pelaku yangterlibat dalam usaha tersebut dan menjaga keberlanjutan
lingkungan yang ada.
B. tujuan
pembahasaan
a. memahami konsep kewirausahaan dan kontek bisnis
b. memahami etika dalam kontek berbisnis
c. memehami ciri ciri kepemimpinan usaha dalam kontek bisnis
d. memahami langkah2 untuk berbisnis
e. manfaat dalam berbisnis serta resikonya
f. Mengidentifikasi prinsip-prinsip kewirausahaan dalam
konteks bisnis
g. fungsi dari kewirausahaan dalam konteks bisnis
h.
(ditambah lagilah) L
bab2
pembahasan
1. a. Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan berasal dari enterpreneurship yang berarti
prilaku dinamis, berani mengambil resiko,
reaktif, dan berkembang. Menurut; menurut Impres No. 4 Tahun 1995
tentang GNMMK yaitu Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan
Kewirausahaan disebutkan bahwa kewirausahaan adalah sikap, semangat, perilaku,
dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada
upaya kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam
rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan keuntungan yang lebih besar.
Kewirausahaan adalah suatu proses seseorang guna mengejar
peluang-peluang memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui inovasi, tanpa
memperhatikan sumber daya yang mereka kendalikan (Menurut Robin, 1996).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
kewirauasahaan adalah suatu proses menciptakan sesuatu dengan menggunakan waktu
dan kegiatan disertai modal, jasa dan resiko serta menerima balas jasa,
kepuasan, dan kebebasan pribadi.
b. konsep
konteks bisnis
Untuk memahami tentang bisnis, pertama kita harus mengetahui
apa yang di maksud dengan bisnis. Bisnis
adalah pertukaran barang, jasa, atau uang yang saling menguntungkan atau
memberikan manfaat (Skinner, 1992). “Bisnis is all those activities in providing
the goods and services needed and desired by people.” [1] Dalam pengertian ini
kegiatan bisnis sebagai aktivitas yang menyediakan barang dan jasa yang
diperlukan atau diinginkan oleh
konsumen, dapat dilakukan oleh organisasi perusahaan yang memiliki badan hukum,
perusahaan yang memiliki badan usaha, maupun perorangan yang tidak memiliki
badan hukum maupun badan usaha seperti pedagang kaki lima, warung yang tidak
memiliki SITU dan SIUP, serta usaha informal lainnya.
Produk yang dihasilkan dan diperdagangkan oleh kegiatan
bisnis mencakup keseluruhan tangible goods dan intangible goods.
Pengertian bisnis lainnya diberikan oleh Griffin dan Ebert
(1966), “Business is an organization that provides goods or services in order
to earn profit.” Sejalan dengan definisi tersebut, aktivitas bisnis melalui
penyediaan barang dan jasa bertujuan untuk menghasilkan profit/laba. Suatu
perusahaan dikatakan menghasilkan laba apabila total penerimaan pada satu
periode (total revenues) lebih besar dari total biaya (total costs) pada
periode yang sama.
2. etika bisnis
Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani
adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom).
Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah
dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti
juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang
baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan moral
lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat
perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan,
sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku. Etika
adalah Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh
yang dapat dipahami oleh pikiran manusia.
• Terminius
Techicus, Pengertian etika dalam hal ini adalah, etika dipelajari untuk ilmu
pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau tindakan manusia.
• Manner dan
Custom, Membahas etika yang berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan (adat)
yang melekat dalam kodrat manusia (In herent in human nature) yang terikat
dengan pengertian “baik dan buruk” suatu tingkah laku atau perbuatan manusia.
• Von der Embse
dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Jouurnal (1988),
memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis,
yaitu :
ü Utilitarian
Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena
itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat
memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak
membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
ü Individual
Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak
dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus
dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak
orang lain.
ü Justice
Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak
adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan
ataupun secara kelompok.
3.
kepemimpinan usaha dalam konteks bisnis
Pengertian Kepemimpinan Dalam suatu organisasi Bisnis
kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kepemimpinan merupakan titik
sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
organisasi. Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang
lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Thoha,
1983:123). Sedangkan menurut Robbins (2002:163) Kepemimpian adalah kemampuan
untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut
Ngalim Purwanto (1991:26) Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian
kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan untuk
dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka
mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela,
penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.
Dari pengertian diatas kepemimpinan mengandung beberapa unsur
pokok antara lain:
1) kepemimpinan melibatkan orang lain dan adanya situasi
kelompok atau organisasi tempat pemimpin dan anggotanya berinteraksi,
2) di dalam kepemimpinan terjadi pembagian kekuasaan dan
proses mempengaruhi bawahan oleh pemimpin, dan
3) adanya tujuan bersama yang harus dicapai.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan
adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau sekelompok orang
untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu.
Beberapa pendapat ahli mengenai Kepemimipinan :
1. Menurut John Piffner, Kepemimpinan merupakan seni dalam
mengkoordinasikan dan
mengarahkan individu atau kelompok untuk mencapai suatu
tujuan yang dikehendaki
(H.AbuAhmadi,1999:124-125)
2. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi
tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa
tujuan tertentu
(Tannebaum,WeschleandNassarik,1961,24).
3. Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh
arti Kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin
dalam mencapai tujuan
(Jacobs&Jacques,1990,281)
4. Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan, proses, atau
fungsi pada umumnya untuk mempengaruhi orang-orang agar berbuat sesuatu dalam
rangka mencapai tujuan tertentu.
(Slamet, 2002: 29)
5. Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin
pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
(Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7)
6. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi
aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai adalah pengaruh antar pribadi,
dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai
satu atau beberapa tujuan tertentu
(Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 29)
7. Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku
orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu
(Thoha, 1983:123).
8. Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan
dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan, untuk dijadikan
sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan
dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh
semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.
( Ngalim Purwanto ,1991:26)
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku Aeseorang atau
sekelompok orang untuk meneapai tujuan tertentu pada situasi tertentu.
Kepemimpinan merupakan masalah sosial yang di dalamnya terjadi interaksi antara
pihak yang memimpin dengan pihak yang dipimpin untuk mencapai tujuan bersama,
baik dengan cara mempengafuhi, membujuk, memotivasi dan mengkoordinasi. Dari
sini dapat dipahami bahwa tugas utatna seorang pemimpin dalam menjalankan
kepemimpinannya tidak hanya terbatas pada kemampuannya dalam melaksanakan
program-program saja, tetapi lebih dari itu yaitu pemimpin harus mempu
melibatkan seluruh lapisan organisasinya, anggotanya atau masyarakatnya untuk
ikut berperan aktif sehingga mereka mampu memberikan kontribusi yang posetif
dalam usaha mencapai tujuan
4. langkah
usaha dalam berbisnis
1. Faktor-faktor Motivasi Berwirausaha
Ciri-ciri wirausaha yang berhasil (Kasmir, 27 – 28)
a. Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi
untuk menebak ke mana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui
langkah yang harus dilakukan oleh pengusaha tersebut
b. Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar
di mana pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu
memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.
c. Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu
mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk,
pelayanan yang diberikan,serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama.
Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus
lebih baik disbanding sebelumnya.
d. Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang
harus dimiliki seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang
maupun waktu.
e. Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada
waktu, di mana ada peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha
sulit untuk mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan
usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja kerjas
merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang tidak dapat
diselesaikan.
f. Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang
dijalankannya, baik sekarang maupun yang akan datang. Tanggungjawab seorang
pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai
pihak.
g. Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus
dipegang teguh dan harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu memang
merupakan kewajiban untuk segera ditepati dana direalisasikan.
h. Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai
pihak, baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun
tidak. Hubungan baik yang perlu dlijalankan, antara lain kepada : para
pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.
Delapan anak tangga menuju puncak karir berwirausaha (Alma,
106 – 109), terdiri atas :
1. mau kerja keras (capacity for hard work)
2. bekerjasama dengan orang lain (getting things done with
and through people)
3. penampilan yang baik (good appearance)
4. yakin (self confidence)
5. pandai membuat keputusan (making sound decision)
6. mau menambah ilmu pengetahuan (college education)
7. ambisi untuk maju (ambition drive)
8. pandai berkomunikasi (ability to communicate)
5. manfaaat dan resiko dalam berbisnis
Manfaat berbisnis
Ada beberapa manfaat berbisnis, antara lain :
1. Kebebasan menentukan masa depan sendiri
Dalam berbisnis belum tentu kita akan berhasil, apalagi
menjadi kaya. Tenang saja...jangan sampai pernyataan ini membuat semangat kita
kendor dalam berbisnis. Ini hanya persentase yang kecil dibandingkan dengan
yang berhasil dan meraih kekayaan dengan berbisnis.
Namun apabila kesuksesan dan kekayaan tidak dapat kita
hasilkan dengan berbisnis, tetapi paling tidak kita telah mendapatkan hasil
azasi yang paling hakiki, yaitu kebebasan menentukan masa depan sendiri. Harga
sebuah kebebasan sulit bahkan tidak dapat dinilai. Bayangkan bagaimana jadinya
negeri kita ini, seandainya terus-menerus dijajah oleh Bangsa asing tanpa
adanya kebebasan.
2. Membuka lapangan kerja
Dengan berbisnis, kita juga membuka lapangan pekerjaan bagi
orang lain, walaupun pada awalnya hanya mempekerjakan dua sampai tiga orang,
lumayan lah membantu program pemerintah mengurangi angka pengangguran.
Bagaimana kalau seribu pebisnis muncul dan masing-masing merekrut 2 sampai 3
orang karyawan, maka 2000 sampai 3000 orang pengangguran terserap. Membuka
lapagan pekerjaan adalah perbuatan mulia karena mengurangi pengangguran dan
memberikan penghidupan yang lebih layak bagi orang lain.
3. Meningkatkan status ekonomi dan sosial
Dengan berbisnis dapat meningkatkan status ekonomi dan status
sosial, dari yang sebelumnya seorang pengangguran tanpa adanya penghasilan
untuk memenuhi kebutuhan hidup, otak yang tidak terasah, dan harga diri yang
rendah, sekarang dapat bekerja dan merasa berharga di mata keluarga dan
masyarakat.
Manfaat lain
oSebagai generator pembangunan lingkungan, pribadi,
distribusi, pemeliharaan lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat. Menjadi
contoh bagi masyarakat sebagai pribadi yang unggul dan patut diteladani
oDapat memberi bantuan kepada orang lain dan pembangunan
sosial sesuai dengan kemampuanya
o Menambah daya
tampung tenaga kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran
o Dapat
mendidik masyarakat hidup efisien dan tidak boros
Manfaat menurut para ahli
Manfaat Kewirausahaan
Dari beerapa penelitian mengedintifikasi bahwa pemilik bisnis
mikro, kecil, atau percaya bahwa mereka cenderung bekerja lebih keras,
menghasilkan lebih banyak uang, dan lebih membanggakan daripada bekerja di
suatu perusahaan besar. Sebelum mendirikan usaha, setiap calon wirausaha
sebaiknya mempertimbangkan manfaatkepemilikikan bisnis mikro, kecil atau
menengah.
Thomas W Zimmerer et al. (2005) merumuskan manfaat
kewirausahaan adalah sebagai berikut:
1. Memberi peluang
dan kebebasan untuk mengendalikan nasib sendiri memiliki usaha sendiri akan
memberikan kebebasan dan peluang bagi pebisnis untuk mencapai tujuan hidupnya.
Pebisnis akan mencoba memenangkan hidup mereka dan memungkinkan mereka untuk
memanfaatkan bisnisnya guna untuk untuk mewujudkan cita-citanya.
2. Memberi peluang
melakukan perubahan
Semakin banyak bisnis yang memulai usahanya karena mereka
dapat menagkap peluang untuk melakukan berbagai perubahan yang menurut mereka
sangat penting. Mungkin berupa penyediaan perumahan sederhana yang sehat dan
layak pakai, dan mendirikan daur ulang limbah untuk melestarikan sumber daya
alam yang terbatas, pebisnis kini menemukan cara untuk mengombinasikan wujud
kepedulian mereka terhadap berbagai masalah ekonomi dengan sosial dengan
harapan untuk menjalani hidup yang lebih baik.
3. Memberi peluang
untuk mencapai potensi diri sepenuhnya
Banyak orang menyadari bahwa bekerja di suatu perusahaan
seringkali membosanka, kurang menantang dan tidak ada daya tarik. Hal ini tentu
tidak berlaku bagi seorang wirausahawan, bagi mereka tidak banyak perbedaan
antara bekerja atau menyalurkan hobi atau bermain, keduanya sama saja.
Bisnis-bisnis yang dimiliki oleh wirausahawan merupakan alat untuk menyatakan
aktualisasidiri. Keberhasilan mereka adalah suatu hal yang ditentukan oleh
kreativitas, antusias, inovasi, dan visi mereka sendiri. Memiliki usaha atau
perusahaan sendiri memberikan kekuasaan kepada mereka, kebangkitan spiritual
dan mampu mengikuti minat atau hobinya sendiri.
4. Memiliki peluang
untruk meraih keuntungan
Walaupun pada tahap awal uang bukan daya tarik utama bagi
wirausahawan, keuntungan berwirausahawan merupakan faktor motivasi yang penting
untuk mendirikan usaha sendiri, kebanyakan pebisnis tidak ingin menjadi kaya
raya, tetapi kebanyakan diantara mereka yang menang menjadi berkecukupan.
Hampir 75% yang termasuk dalam daftar orang terkaya (Majalah Forbes) merupakan
wirausahawan generasi pertama. Menurut hasil penelitian, Thomas stanley dan
William Danko, pemilik perusahaan sendiri mencapai 2/3dari jutawan Amerika
serika. “Orang-orang yang bekerja memiliki perusahaan sendiri empat kali lebih
besar untuk menjadi jutawan daripada orang-orang yang bekerja untuk orang lain
(karyawan perusahaan lain).
5. Memiliki
peluang untuk berperan aktif dalam masyarakan dan mendapatkan pengakuan atas
usahanya
Pengusaha atau pemilik usaha kecil seringkali merupakan warga
masyarakat yang paling dihormati dan dipercaya. Kesepakatan bisnis berdasarkan
kepercayaan dan saling merhormati adalah ciri pengusaha kecil.Pemilik menyukai
kepercayaan dan pengakuan yang diterima dari pelanggan yang telah dilayani
dengan setia selam bertahun-tahun. Peran penting yang dimainkan dalam sistem
bisnis dilingkungan setempat serta kesadaran bahwa kerja memilki dampak nyata
dalam melancarkan fungsi sosial dan ekonomi nasional adalah merupakan imbalan
bagi manajer perusaan kecil.
6. Memiliki
peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai dan menumbuhkan rasa senang dalam
mengerjakan
Hal yang didasarkan oleh pengusaha kecil atau pemilik
perusahaan kecil adalah bahwa kegiatan usaha mereka sesungguhnya bukan kerja.
Kebanyakan kewierausahawan yang berhasil memilih masuk dalam bisnis
tertententu, sebab mereka tertarik dan mrenyukai pekerjaan tersebut. Mereka
menyalurkan hobi atau kegemaran mereka menjadi pekerjaan mereka dan mereka
senang bahwa mereka melakukannya. Wirausahawan harus mengikutu nasihat Harvey
McKey. Menurut McKey: “Carilah dan dirikan usaha yang anda sukai dan anda tidak
akan penrnah terpaksa harus bekerja sehari pun dalam hidup anda” Hal ini yang menjadi penghargaan terbesar
bagi pebisnis/wirausahawan bukan tujuannya, melainkan lebih kepada proses atau
perjalanannya.
Dengn beberapa manfaat berkewirausahaan tersebut diatas jelas
bahwa menjadi usahawan lebih memiliki berbagai kebebasan yang tidak mungkin
diperoleh jika seseorang menjadi karyawan atau menjadi orang gajian atau
menjadi pekerja bagi para pemilik perusahaan.
Jenis2 resiko dalam berbisnis
Jenis-Jenis Resiko dalam Bisnis
Sebagai seorang pemula, entrepreneur yang akan berbisnis
perlu mengenal beberapa resiko yang sering dijumpai dalam bisnis, khususnya
start-up business, yaitu:
1. Resiko Murni
Resiko murni adalah resiko yang muncul sebagai akibat dari
sebuah situasi atau keputusan yang konsekuensinya adalah kerugian. Beberapa
bentuk resiko murni yang sering muncul diantaranya adalah:
a. Resiko hilang/rusaknya aset yang dimiliki yang diakibatkan
kebakaran, pencurian, penggelapan, dan sebagainya.
b. Kecelakaan kerja pada proses produksi.
c. Resiko akibat tuntutan hukum pihak lain, misalnya
keracunan dari makanan yang Anda jual, tuntutan konsumen akibat kelalaian kita,
dan sebagainya.
d. Resiko operasional lainnya.
e. Bencana alam (force majeure), seperti banjir, gempa, angin
topan, dan sebagainya.
2. Resiko
Spekulatif
Resiko spekulatif adalah resiko yang muncul akibat situasi
atau keputusan yang konsekuensinya bisa berupa keuntungan ataupun kerugian.
Contoh resiko spekulatif diantaranya adalah:
a. Resiko Perubahan Harga
Harga pasar suatu produk, jasa, atau komoditi dapat
berubah-ubah. Ini dapat naik maupun turun. Terkait dengan perubahan harga
input, jika harga input naik, maka perusahaan dapat mengalami kerugian
penurunan marjin keuntungan. Sebaliknya, jika harga input turun, maka perusahaan
dapat mengalami keuntungan, yaitu berupa kenaikan marjin keuntungan.
Terkait dengan harga output, jika harga output naik, maka
perusahaan akan mengalami keuntungan karena naiknya marjin keuntungan.
Sementara, jika harga output turun, maka perusahaan akan mengalami kerugian,
yaitu berupa penurunan marjin keuntungan.
b. Resiko Kredit
Resiko kredit adalah resiko yang muncul dari transaksi
kredit, seperti utang dagang. Jika pihak yang kita berikan kredit mengalami
gagal bayar, maka kita akan mengalami kerugian.
Dengan mengetahui resiko-resiko yang ada kita bisa melakukan
manajemen resiko untuk meminimalisir resiko-resiko tersebut.
6. Prinsip dalam kewirausaahaan
Prinsip-Prinsip
Kewirausahaan Menurut Para Ahli
Menurut Dhidiek. D. Machyudin prinsip dalam berwirausaha
adalah sebagai berikut:
1. Harus optimis
2. Ambisius
3. Dapat membaca peluang pasar
4. Sabar
5. Jangan putus asa
6. Jangan takut gagal
7. Kegagalan pertama dan kedua itu biasa, anggaplah kegagalan
adalah kesuksesan yang tertunda.
Sedangkan khafidhul ulum mengemukakan prinsip kewirausahaan
sebagai berikut :
1. Passion (semangat)
2. Independan (mandiri)
3. Marketing sensitivity (kreatif dan inovatif)
4. Calculated risk taker (mengambil resiko penuh perhitungan
)
5. Persisten (pantang menyerah)
6. High ethical standart (berdasarkan standar etika)
Apabila pendapat dhidiek D. Machayudin dan kafidhul ulum
tersebut digabungkan, maka paling tidak terdapat 13 prinsip dalam berwirausaha
yaitu :
1) Jangan takut gagal
Banyak yang berpendapat bahwa untuk berwirausaha di anolakkan
dengan impian seseorang untuk dapat berenang.
Walaupun teori mengenai berbagai gaya berenang sudah dikuasai
dengan baik dan literature sudah lengkap, tidak ada gunanyakalau tidak diikutu
dengan nyebur kedalam air (peraktek berenang). Demikian halnya untuk berusaha,
tidak ada gunanya berteori kalau tidak terjun paying,
sehinggamengalami(berpengalaman), dan sekali lagi jangan takut gagal, sebab
kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda.
2) Semangat
Dari nasehat Harvey mckey (pada nomor 1) hal yang menjadi
penghargaan terbesar bagi wirausahaan bukanlah tujuannya, melainkan lebih
kepada proses dan atau perjalanannya. Dari sarana ini, maka bersemangatlah
dalam usaha anda, pasti kedepannya akan berhasil.
3) Kreatif dan inovatif
Kreativitas dan inovasi adalah model utama bagi seorang
wirausaha. Seorang wirausaha tidak boleh berhenti berkreasi dan berinovasi
dalam segala hal .
Berfikir kreatif merupakan sebuah proses yang dapat
dikembangkan dan ditingkatkan. Namun setiap orang memiliki kemampuan kretif
berbeda. Selama ini ada anggapan yang salah mengenai orang yang kreatif. ada
yang mengatakan hanya orang kjenius atau orang pintar saja yang memiliki
kratifitas. Kreatifitas bukanlah suatu bakat misterius yang diperuntukakkan
bago sekelompok orang tertentu.
Menurut Munandar, bahwa kratifitas dapat terwujud dimana saja
dan oleh siapa saja tidak tergantung usia, jenis kelamin, keadaan sosial
ekonomi, atau tingkat pendidikan tertentu. Kreatifitas dimiliiki oleh semua
orang dan dapat ditingkatkan, oleh sebab itu harus dipupuk dan dikembangkan
agar tidak terpendam dan tidak dapat diwujudkan .
Proses berfikir kreatif dilakukan secara sistematis dan
memaluli tahap-tahapan berikut :
1. pengumpulan informasi
2. proses inkubasi
3. melahirkan ide
4. evaluasi dan tindak lanjut (menjadi wurausaha sukses.
Disamping kreatif, juga dituntut inovatif, berikut pola pikir
inofatif :
1. Imajinatif
2. Spekulatif
3. Konseptual
4. Interpersonal
5. Impulsif
6. Belajar, mau bertanya
7. Mencari
8. Reseptif
4) Bertindak dengan penuh perhitungan dalam mengambil resiko
.
Resiko selalu ada dimanapun berada. Sering kali kita
menghindar dari resiko dari yang satu, tetapi memenuhi resiko yang lainnya.
Namun yang harus dipertimbangkan adalah perhitungan dengan sebaik-baiknya
sebelum memutuskan sesuatu, terutama dalam bisnis yang tingkat resikonya
tinggal.
Sering kali menjadi pertimbangan utama dalam berusaha
terutama dalam pengambilan keputusan bukan hanya pada seberapa besar manfaat
atau keuntungan yang akan di peroleh, tetapi pada seberapa besar kemungkinan
kita mampu menanggung resiko dan seberapa kita mampu menanggung kerugian atas
konsekuensi dari sebuah keputusan.
5) Sabar, ulet dan tekun.
Prinsip lain yang tidak kalah penting dalam berusaha dalah
kesabaran dan ketekunan meskipun harus menghadapi berbagai bentuk permasalahan,
percobaan dan kendala, bahkan diremekan oleh orang lain. Dengan kesabaran
biasanya akan memahami dengan baik bagaimana mengatasi permasalahan yang
timbul, sehingga mampu memecahkan dan menghadpinya dengan baik dan optimal.
6) Harus optimis.
Optimis adalah modal usaha yang cukup penting bagi usahawan,
sebab kata optimis merupakan sebuah prinsip yang dapat memotivasi kesadaran
kita, sehingga apapun usaha yang kita lakukan harus penuh optimis bahwa usaha
yang kita jalankan akan sukses. Dengan optimis, kita akan semangkin yakin bahwa
yang kita kerjakan akan berhasil dengan baik.
7) Ambisius.
Demikian juga prinsip ambisius, seorang wirausahawan harus
berambisi, apapun jenis usaha yang akan dikelola.
8) Pantang menyerah / jangan putus asa.
Prinsip pantang menyerah adalah bagian yang harus dilakukan
kapanpun waktunya. Entah dalam kondisi mendukung maupun kurang mendukung atau
bahkan usaha kita mengalami kemunduran, tetapi tidak boleh putus asa. Orang
yang tidak mudah putus asa akan lebih menarik dan dikagumi oleh orang-orang
sekitarnya.
9) Peka terhadap pasar atau baca peluang pasar.
Prinsip peka terhadap pasar atau dapat membaca peluang pasar
adalah prinsip mutlak yang harus dilakukan oleh wirausahawan, baik pasar
ditingkat local, regional, maupun internasional.
Peluang pasar sekecil apapun harus di identifikasi dengan
baik sehingga dapat mengambil peluang pasar tersebut dengan baik.
10) Berbisnis dengan standar etika
Prinsip bahwa setiap pebisnis harus senantiasa memegang
standar etika yang berlaku secara universal. Yang menjadi perhatian adalah
apakah standar etika yang berlaku disetiap Negara dikenali dengan baik dan
disesuaikan dengan budaya bangsa yang besangkutan. Indonesia memiliki
undang-undang perlindungan konsumen yang dapat dipakai sebagai salah satu
pegangan dalam etika berbisnis.
11) Mandiri
Prinsip kemandirian harus menjadi panduan dalam berwirausaha.
Mandiri dalam banyak hal adalah kunci penting agar kita dapat menghindari
ketergantungan dari pihak-pihak atau para pemangku kepentingan atas usaha kita.
12) Jujur.
Menurut pytagoras kejujuran adalah mata uang yang akan laku
di mana-mana. Jadi, jujur kepada pemasok dan pelanggan, atau kepada seluruh
pemangku kepentingan perusahaan adalah prinsip dasar yang harus di nomor
satukan dalam berusaha.
13) Peduli lingkungan
Pengusaha harus peduli juga terhadap lingkungan sekitarnya,
turut menjaga kelastarian lingkungan dimana tempat usahanya berada.
8. Fungsi
Wirausaha
Pada dasarnya manusia membutuhkan makan, minum, pakaian, dan
sebagainya. Kebutuhan itu akan semakin meningkat seiring dengan kemajuan zaman
yang menuntun manusia untuk melakukan kegiatan konsumtif. Pengangguran yang
semakin meningkat kalau tidak ditanggulangi akan membuat manusia berpotensi ke
arah negatif. Oleh karena itu, dibutuhkan jiwa kewirausahaan bagi setiap
manusia sehingga menekan jumlah pengangguran.
Setiap Wirausaha memiliki fungsi pokok dan fungsi tambahan
sebagai berikut:
1. Fungsi pokok
wirausaha yaitu:
a. Membuat
keputusan-keputusan penting dan mengambil resiko tentang tujuan dan sasaran
perusahaan.
b. Memutuskan tujuan
dan sasaran perusahaan.
c. Menetapkan bidang
usaha dan pasar yang akan dilayani.
d. Menghitung skala
usaha yang diinginkannya.
e. Menentukan modal
yang diinginkan (modal sendiri atau modal dari luar).
f. Memilih dsan
mernetapkan kreteria pegawai/karyawan
dan memotivasinya.
g. Mengendalikan
secara efektif dan efesien.
h. Mencari dan
menciptakan cara baru.
i. Mencari
terobosan baru dalam mendapatkan masukan atau input serta mengelolahnya menjadi
barang atau jasa yang menarik.
j. Memasarkan
barang dan jasa tersebut untuk memuaskan pelanggan dan sekaligus dapat
memperoleh dan mempertahankan keuntungan maksimal.
2. Fungsi tambahan
wirausaha, yaitu:
a. Mengenali
lingkungan perusahaan dalam rangka mencari dan menciptakan peluang usaha.
b. Mengendalikan
lingkungan ke arah yang menguntungkan bagi perusahaan.
c. Menjaga
lingkingan usaha agar tidak merugiakan masyarakat mauoun merusak lingkungan
akibat dari limbah usaha yang mungkin dihasilkannya.
d. Meluangkan dan
peduli atas CSR. Setiap pengusaha harus peduli dan turut serta bertanggung
jawab terhadap lingkungan sekitar.
9. strategi
dalam berwirausaha
Menurut
James Brian Quinn (1980) merupakan “pola atau
rencana yang mengintregasika
tujuan-tujuan utama, kebijakan-kebijakan, urutan-urutan aksi ke dalam
keseluruhan yang terkait”.
Menurut
William Hence (1985) mendifinisikan strategi sebagai “konsentrasi dari sumber-sumber pada peluang-peluang bagi keunggulan
kompetitif”.
Dari dua definisi itu dapat dipahami bahwa strategi adalah
cara untuk mencapai tujuan dengan melibatkan semua faktor andalan dalam
organisasi secara strategik.
Daftar
pustaka
Daniels, Aubrey C. 2005. Maximum Performance: Sistem
Motivasi Terbaik bagi Kinerja Karyawan. Jakarta; Bhuana Ilmu Populer.
George,
S. Ordiorne (1999). Strategyc Managemet of Human Resouces. Josey – Bass –
Publishers London.
Hit,
Michael A et.al, ( 1999 ). Manajemen Strategis : Menyongsong Era Persaingan dan
Globalisasi, ( alih bahasa Armand
Herdiyanto ),
Jakarta, Erlangga.
Jauch,
Lawrence R. and Glueck, William F., ( 1988 ). Manajemen Strategis dan Kebijakan
Perusahaan, Edisi ketiga ( Alih
Bahasa
Murad dan AR Hendry Sitonggang ), Jakarta Erlangga.